PROKOPIM.POHUWATO-Dampak banjir bandang yang melanda Kabupaten Pohuwato pada Jumat malam, 20 Juni 2025, tak hanya dirasakan oleh warga di Kecamatan Wanggarasi. Dua desa di Kecamatan Randangan, yakni Desa Palambane dan Desa Sidorukun, juga mengalami hal serupa akibat meluapnya sungai di wilayah hulu desa.
Meski peristiwa itu sudah berlalu empat hari, namun sisa lumpur masih terlihat di sejumlah rumah warga yang terdampak. Situasi tersebut menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Pohuwato. Bupati Saipul A. Mbuinga bersama tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meninjau langsung kondisi di dua desa tersebut, Senin (23/06/2025).
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya, Rudy Supriyadi, serta analis Ahmad Muamar dan Bintang Ahmad, bersama Kadis PU, Risdiyanto Mokodompit dan Kalaksa BPBD, Abdulmutalib Dunggio.
Kedatangan Bupati dan rombongan disambut oleh Camat Randangan, Saharudin Saleh, yang memaparkan kondisi terkini pasca-banjir. Menurutnya, banjir setinggi satu meter lebih itu datang secara tiba-tiba di malam hari sempat membuat warga panik dan memaksa sebagian besar dari mereka mengungsi.
“Banjir ini berdampak pada 162 Kepala Keluarga atau 532 jiwa di empat dusun di Desa Sidorukun, yaitu Dusun Kertabuana sebanyak 73 KK-208 jiwa, Dusun Malotoinuto 46 KK-192 jiwa, Dusun Mulyosari 23 KK-65 jiwa, dan Dusun Mekarsari 20 KK-67 jiwa,”ungkap Saharudin.
Sementara itu, di Desa Palambane, sebanyak 65 KK atau sekitar 172 jiwa turut terdampak banjir. Ia menjelaskan bahwa sebagian warga memilih mengungsi ke rumah keluarga di lokasi yang lebih aman dan lebih tinggi, sedangkan lainnya bertahan di rumah masing-masing untuk menjaga barang-barang dan ternak dari kemungkinan terbawa arus air.
“Rata-rata yang dievakuasi adalah perempuan dan anak-anak, sementara para suami bertahan untuk menjaga rumah, ternak, dan harta benda lainnya agar tidak hilang,”jelasnya.
Bupati Saipul dalam kunjungannya menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah yang menimpa warga Randangan. Ia memastikan bahwa pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan BNPB dan seluruh instansi terkait untuk mempercepat penanganan dan pemulihan pasca-bencana.
“Pemerintah daerah akan berupaya maksimal dalam memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi dan rumah-rumah yang terdampak segera mendapatkan perhatian. Data lapangan akan menjadi dasar kami untuk mengusulkan bantuan ke pemerintah pusat,” ujar Bupati Saipul.
Peninjauan ini merupakan bagian dari rangkaian pemantauan langsung yang dilakukan pemerintah daerah bersama BNPB terhadap wilayah terdampak banjir di Kabupaten Pohuwato, guna memastikan bahwa setiap langkah penanganan berjalan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.(Mey)
Penulis:Meylan Radjak
Editor:Sadrin Hasan