PROKOPIM.POHUWATO-Penanganan dampak banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Pohuwato menjadi fokus utama dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, Senin (23/06/2025).
Rapat berlangsung di Pos Komando Penanganan Darurat Bencana di aula Hotel SunRise, Marisa, dan turut dihadiri perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yakni Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya, Rudy Supriyadi, bersama analis Ahmad Muamar dan Bintang Ahmad.
Rapat tersebut juga melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas Pertanian, Satpol PP, Dinas Pendidikan, serta BPKPD.
Dalam sambutannya, Bupati Saipul menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas respons cepat dari BNPB. “Kami atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Pohuwato mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan kecepatan tanggap BNPB. Hanya sehari setelah laporan dari BPBD, tim BNPB sudah berada di lokasi,” ujarnya.
Bupati menegaskan, kondisi di lapangan menunjukkan kebutuhan masyarakat yang mendesak, terutama tempat tinggal sementara.
“Banyak rumah belum bisa ditempati karena masih dalam proses pembersihan lumpur. Karena itu, kami minta OPD terkait segera bangun tenda untuk tempat istirahat masyarakat pada malam hari,” ucapnya.
Selain kerusakan rumah, Bupati juga menyinggung dampak ekonomi yang ditimbulkan, khususnya tiga toko warga yang hancur diterjang banjir padahal pinjaman usaha mereka masih aktif dengan nilai ratusan juta rupiah.
Dalam sesi pemaparan, masing-masing OPD menyampaikan kondisi terkini di lapangan, berupa dari Dinas PU melalui Kadis Risdiyanto Mokodompit, menyampaikan telah dilakukan identifikasi kerusakan infrastruktur, khususnya jembatan dan jalan penghubung di Desa Tuweya. Data tersebut akan diusulkan ke pemerintah pusat untuk penanganan lebih lanjut.
Dinas Pertanian menurut Kadis Kamrin Alwi, mencatat kerusakan signifikan pada sektor pertanian. Di Kecamatan Taluditi, Desa Panca Karsa 1, tercatat 20 ha padi sawah, 5 ha hortikultura, dan 50 ha jagung terdampak. Sementara di Kecamatan Lemito, total 36 ha tanaman jagung rusak, serta 23 ekor sapi dilaporkan mati.
Sementara itu, Kadis Perkim, Fadli Sanad melaporkan dua rumah hancur di Desa Tuweya, lima rumah perlu direhabilitasi, serta satu rumah rusak di Desa Palambane.
Dinas Kesehatan mengungkapkan peningkatan warga yang mengalami gangguan kesehatan. Kadis Fidi Mustafa menyebut hingga hari ini sudah 86 warga mengeluhkan sakit seperti demam, batuk, dan gatal. “Kondisi ini memerlukan penanganan lingkungan dan sosial untuk mencegah wabah,” katanya.
Dinas Pendidikan, melalui Plt Fitriyani Lasantu, melaporkan tiga sekolah terdampak banjir, yakni SDN 05 Wanggarasi (Desa Tuweya), SDN 04 dan SMPN 2 Wanggarasi (Desa Bohusami).
Dinas Sosial menginformasikan bahwa dapur umum telah dibuka, dan dua tenda (pengungsi dan pos) sudah didirikan.
“Insyaallah sore ini akan dibuka dapur umum di Wanggarasi dan posko pengungsi di Tuweya,” jelas Kadis Sosial, Ramon Abdjul.
Bupati Saipul menutup rapat dengan menekankan pentingnya sinergi antar OPD dan dukungan dari pemerintah pusat agar penanganan bencana dapat dilakukan secara maksimal.
Ia juga menegaskan bahwa data dan laporan lapangan harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan cepat dan tepat demi keselamatan dan pemulihan warga terdampak.(Mey)
Penulis:Meylan Radjak
Editor:Sadrin Hasan