HUMAS.POHUWATO-Pemerintah daerah bersama pemerintah kecamatan langsung turun lapangan memantau kondisi warga yang ada di Dusun Hutino sebagaimana pemberitaan salah satu media bahwa masyarakat di Desa Taluduyunu, Dusun Hutino, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, terpaksa harus mengonsumsi air sungai yang tercemar limbah tambang emas.
Sekda Djoni Nento didampingi Kepala BPBD Ramon Abdjul, Kadis PU Fikri Adam, Direktur PDAM Tirta Maleo Haerudin Usman, pihak DLH, Camat Buntulia Mohamad Huntoyungo dan Kades Taluduyunu Abdul Hamid Sukoli, Rabu, (2/10) menuju dusun yang didiami 260 jiwa.
Sebelum menuju sungai, diawali meninjau salah satu sumur yang menjadi tempat mengambil air oleh warga. Memang hampir semua masyarakat di dusun Hutino menggunakan sumur suntik, akan tetapi di musim kering ini kadang air sering macet.
Selanjutnya Sekda Djoni bersama OPD terkait menuju sungai melihat sumur kecil di tepian sungai yang digunakan oleh kurang lebih 4 rumah tangga. “Baik itu air tanah (sumur), air sumur kecil di tepian sungai dan air sungai yang mengalir diambil sebagai sampel untuk dilakukan uji kwalitas air oleh DLH, paling lambat dalam satu minggu kedepan sudah bisa diketahui hasilnya dari tiga jenis air yang digunakan oleh warga,”ungkap Sekda.
Kades Taluduyunu Abdul Hamid Sukoli menjelaskan, memang ada warga dusun Hutino yang mengkonsumsi air dari sumur yang ada di tepian sungai yang dibuat sendiri. Empat rumah tangga ini telah dilakukan pendekatan untuk tidak minum air tersebut, akan tetapi mereka (masyarakat) susah meninggalkan kebiasaan yang sudah sejak dulu kala, artinya mereka sudah terbiasa menggunakan air tepian sungai meski dengan cara membuat sumur kecil.
Kepala BPBD Ramon Abdjul menambahkan, dari hasil tinjauan di lapangan baik itu sumur galian dan sumur suntik masih ada air demikian pun dengan sungai masih ada airnya. Hanya saja ada 4 rumah tangga yang kebiasaannya suka minum air koala (sungai) dengan membuat sumur kecil di tepian sungai.
Selanjutnya, masyarakat dusun Hutino dari 60 rumah tangga, ada 56 rumah minum air secara normal misalnya air isi ulang maupun air PDAM. “Jadi, tidak benar masyarakat Hutino secara keseluruhan minum air kola (sungai), apalagi sebagian rumah masih normal airnya baik itu air sumur galian maupun sumur suntik masih ada air,”terang Ramon. Ditambahkannya, tim turun dengan pakar analisis lingkungan untuk melihat air layak atau tidak, sehingga itu tiga jenis air diambil sampelnya.
Masih menurut Kepala BPBD Ramon Abdjul, yang terganggu saat ini karena kerusakan pipa dan itu sudah diatasi berupa setiap hari akan didistribusi 1 tangki air untuk kebutuhan 60 rumah (84 KK), mulai besok hari akan dipasang 2 buah hidran (tong air) ukuran 2000 liter serta perbaikan instalasi air sementara jalan karena 45 rumah dari 60 rumah tangga telah memakai meteran PDAM. Sering-sering terganggu air PDAM yang disinyalir di rusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab, karena laporan ke PDAM hampir setiap hari pipa di bagian atas Desa Hulawa rusak.(IK)