Selamat Datang

di Website Resmi Prokopim Setda Kabupaten Pohuwato
  • Main Menu

Dinas P3AP2KB Gelar Klinik Konsultasi Pencegahan Kekerasan di Gerbang Pohuwato SIAAP

Dokumen Prokopim Pohuwato

PROKOPIM.POHUWATO – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Pohuwato mengambil bagian dalam kegiatan Gerbang Pohuwato SIAAP di Kecamatan Dengilo dengan menggelar Klinik Konsultasi Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Selasa (16/12/2025).

Klinik konsultasi yang dilaksanakan di halaman Kantor Camat Dengilo tersebut ditinjau langsung oleh Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, bersama Ketua TP PKK Pohuwato, Selfi Mbuinga Monoarfa. Kegiatan ini mengusung tema “Bersama Wujudkan Dengilo Aman bagi Perempuan dan Anak Menuju Pohuwato SIAAP.”

Dalam sambutannya, Bupati Saipul A. Mbuinga menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen nyata Pemerintah Kabupaten Pohuwato dalam membangun lingkungan yang aman, ramah, dan bebas dari segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Perempuan dan anak merupakan kelompok rentan yang harus kita lindungi. Mereka adalah generasi penerus dan penopang masa depan Pohuwato yang maju, sejahtera, dan berkeadilan.

Karena itu, menjadi tugas kita bersama, baik pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga seluruh lapisan masyarakat untuk memastikan tidak ada lagi ruang bagi kekerasan, diskriminasi, dan ketidakadilan di daerah yang kita cintai ini,” tegas Bupati di hadapan jajaran DP3AP2KB.

Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa Klinik Konsultasi yang dibuka tersebut menjadi salah satu wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam upaya pencegahan kekerasan. Klinik ini hadir sebagai tempat layanan, ruang mendengar, sarana pemberian solusi, sekaligus wadah membangun kesadaran bersama guna mencegah terjadinya kekerasan di tengah masyarakat.

Sebelumnya, Kepala DP3AP2KB Kabupaten Pohuwato, Nizma Sanad, menjelaskan bahwa kegiatan Klinik Konsultasi Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan kekerasan, memberikan layanan konsultasi bagi masyarakat yang menghadapi permasalahan kekerasan, serta mendorong peran aktif keluarga dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak.

Ia juga menyampaikan bahwa hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut antara lain meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peserta mengenai bentuk, dampak, serta upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta terselenggaranya layanan konsultasi masyarakat secara langsung dan rahasia.

Mantan Kepala Dinas Nakertrans itu menambahkan bahwa peserta Klinik Konsultasi ini terdiri dari masyarakat umum, perwakilan perempuan dan anak, tokoh masyarakat dan tokoh agama, kader dan Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), serta unsur perangkat desa dan kelurahan.

Adapun fasilitator kegiatan berasal dari petugas layanan PPA DP3AP2KB dan petugas terkait lainnya yang berkompeten di bidang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sementara itu, Arnice Malanuwa, selaku Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), menambahkan bahwa pada tahun 2026 upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak akan difokuskan pada transformasi dari penanganan kasus menuju pencegahan yang bersifat sistemik melalui penguatan sistem pencegahan berbasis masyarakat.

“Harapannya, perlindungan perempuan dan anak tidak lagi hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab kolektif,”ujarnya.

Ia menjelaskan beberapa proyeksi dan harapan ke depan, di antaranya aktivasi PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) dengan mengaktifkan kader di tingkat desa dan kelurahan agar mampu melakukan deteksi dini kekerasan, peningkatan edukasi keluarga melalui program pola asuh (parenting) positif serta penguatan ekonomi keluarga, hingga digitalisasi dan optimalisasi sistem pelaporan.

“Di tahun 2026, diharapkan akses bagi korban untuk melapor menjadi jauh lebih mudah dan aman melalui integrasi layanan satu pintu. diharapkan terintegrasi hingga ke level desa dengan respons cepat dan real time,”tambahnya.

Selain itu, DP3AP2KB juga mendorong peningkatan literasi digital guna mengedukasi perempuan dan anak agar terhindar dari Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang trennya terus meningkat.(IK)

Penulis\;iwan Karim

Editor:Sadrin Hasan