Selamat Datang

di Website Resmi Prokopim Setda Kabupaten Pohuwato
  • Main Menu

Pemkab Pohuwato Gencarkan Penanganan Malaria Lewat Survei Darah Massal

Dokumen Prokopim Pohuwato

PROKOPIM.POHUWATO-Pemerintah Kabupaten Pohuwato resmi mencanangkan dan melepas tim Mass Blood Survey (MBS) untuk penanganan penyakit malaria di wilayah Pohuwato. Pencanangan tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, didampingi Wakil Bupati Iwan S. Adam selaku Komandan Satuan Tugas Penanganan Malaria Kabupaten Pohuwato, bersama Wakil Ketua DPRD Hamdi Alamri dan Delfan Yanjo, Rabu, (04/06/2025).

Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat Gunung Pani, Kantor Bupati Pohuwato itu turut dihadiri unsur Forkopimda, Kalaksa BPBD, Abdulmuthalib Dunggio, para camat, kepala desa, Direktur RS Pratama, dan kepala puskesmas se-Kabupaten Pohuwato.

Dalam sambutannya, Bupati Saipul menegaskan bahwa masalah malaria kini menjadi perhatian nasional, menyusul kunjungan Kementerian Kesehatan RI ke Pohuwato beberapa bulan lalu.

“Persoalan ini tidak bisa lagi dihindari. Daerah kita telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria karena beberapa faktor yang muncul. Ini adalah tantangan besar yang harus kita hadapi bersama secara kolaboratif dan bersinergi,”ungkap Bupati Saipul.

Ia juga mengapresiasi gerak cepat BPBD, Dinas Kesehatan, dan puskesmas yang segera melakukan pertemuan dan merumuskan langkah konkret dalam penanganan wabah ini.

“Kami harap pemerintah kecamatan, desa, rumah sakit, dan puskesmas dapat lebih serius karena saat ini malaria sudah menyebar di seluruh kecamatan,”tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato, Fidi Mustafa, melaporkan bahwa terdapat delapan kasus baru positif malaria yang tersebar di enam kecamatan. Secara keseluruhan, seluruh kecamatan di Pohuwato telah terdampak, mengancam lebih dari 160 ribu jiwa.

Menurut Fidi, survei darah massal atau MBS adalah bagian dari penanganan terhadap penderita malaria. “Hari ini adalah langkah awal penanganan manusia yang terpapar malaria melalui deteksi dan pengobatan dini secara massal. Ini untuk menjaring kasus yang tidak terdeteksi karena penderitanya tidak berobat ke fasilitas kesehatan,”jelasnya.

Ia menargetkan MBS menjangkau minimal 80 persen dari total penduduk atau sekitar 120 hingga 130 ribu orang. Ia juga menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak, termasuk camat dan kepala desa, untuk mendukung pelaksanaan MBS ini.

“Keberhasilan survei ini sangat tergantung pada keterlibatan semua pihak. Selain penanganan manusia yang sakit, pengendalian lingkungan juga sangat penting agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab malaria,”tambah Fidi.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan simbolis logistik penanganan malaria kepada sejumlah puskesmas, berupa larvasida, BMHP (Barang Medis Habis Pakai), dan RDT (Rapid Diagnosis Test).

Logistik ini diserahkan langsung oleh Bupati Saipul Mbuinga, Wakil Bupati Iwan S. Adam, dan Wakil Ketua DPRD Hamdi Alamri kepada kepala puskesmas Popayato, Patilanggio, dan Marisa.(Zek)

Penulis:Abdul Razak Supu

Editor:Sadrin Hasan